--> Skip to main content

Ratusan Bakso Hilang Dalam Satu Bulan, apa Solusinya?

Kali ini saya ingin mengupas sebuah masalah yang dialami oleh salah seorang pembaca Restofocus.Com. Sebut saja pak Sugi (bukan nama sebenarnya) yang mempunyai usaha Warung Bakso di Jakarta.

Usaha Warung Bakso yang dimiliki beliau berkembang dengan cukup pesat hingga kini telah memiliki 4 cabang. Namun ada satu hal yang tengah dihadapi oleh pak Sugi, yaitu hilangnya ratusan bakso setiap bulan yang menjadi penyebab berkurangnya keuntungan (profit) yang didapatkan.

Warung Bakso yang dimiliki beliau bukan tanpa sistem. Untuk bagian Kasir misalnya, telah menggunakan POS (Point of Sell), sementara untuk sistem pesanan, telah dipakai printer LAN yang akan langsung mencetak struk berisi pesanan (order) pelanggan ke bagian (divisi) masing-masing, yaitu bagian minuman (Bar) dan makanan (Food).

Namun pada saat melakukan stock opname setiap akhir bulan, selalu ditemukan selisih minus untuk bakso dalam jumlah yang banyak - hingga mencapai ratusan, yang berarti bakso tersebut dinyatakan hilang (lost).


Apa solusinya?

1. Stock opname dilaksanakan setiap hari.

Stock opname produk yang dilakukan di akhir bulan hanya berguna sebagai data akuntansi dan tidak dapat mengantisipasi hilangnya produk. Solusinya, stock opname harus dijalankan setiap hari terutama untuk bahan utama seperti bakso dan mie. Caranya dengan melakukan cross cek jumlah porsi produk yang diproses oleh bagian F&B dengan jumlah porsi produk yang terjual di sistem Kasir.

Dengan melakukan stock opname produk setiap hari, maka kehilangan (lost) produk dapat langsung diketahui untuk kemudian dianalisa apa penyebabnya sekaligus dilakukan upaya pencegahan atau antisipasi agar tidak terjadi lagi.

2. Konsistensi standar porsi menu

Selisih minus atau hilangnya produk bisa juga disebabkan karena belum adanya standar porsi yang jelas sehingga karyawan menentukan porsi berdasarkan insting masing-masing. Beda orang beda porsi.

Jadi hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan standar porsi menu. Selanjutnya adalah memonitor konsistensi karyawan dalam melaksanakan standar porsi menu yang telah ditetapkan.

Bisa jadi, dalam kondisi normal, karyawan melaksanakan standar porsi menu, namun di saat ramai di mana karyawan diharuskan bekerja lebih cepat, karyawan menjadi kurang berhati-hati sehingga standar porsi menu diabaikan demi kecepatan layanan.

3. Perlunya reward and punishment

Reward atau penghargaan bisa kita berikan kepada karyawan yang dinilai mampu menjalankan setiap SOP (Standart Operating Procedure) termasuk dalam standar porsi menu.

Sebaliknya, kita juga bisa menerapkan punishment atau sanksi administratif bagi karyawan yang melanggar atau mengabaikan SOP.

Dengan adanya reward dan punishment dapat memotivasi karyawan agar selalu bekerja sesuai SOP yang ditetapkan sehingga mengurangi resiko kecelakaan kerja, keluhan pelanggan serta rusak atau hilangnya peralatan, bahan dan produk.

Semoga bermanfaat.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda. Komentar yang berisi tautan dan hal-hal yang terkait SARA tidak akan ditampilkan.
Buka Komentar
Tutup Komentar