--> Skip to main content

Apakah Pelanggan Restoran Anda Tidak Pernah Salah?

Dalam upaya memberikan pelayanan terbaik demi kepuasan pelanggan, maka segenap karyawan restoran harus mempunyai pemahaman yang sama tentang betapa pentingnya memperlakukan pelanggan dengan baik. Bahkan meskipun kesalahan yang mengakibatkan terjadinya keluhan atau complaint pelanggan adalah bukan dari pegawai atau karyawan restoran dan layanannya. Terkadang dalam beberapa kasus, pelanggan pun bisa melakukan kesalahan.

Jadi mengapa ada yang mengatakan bahwa pelanggan adalah raja dan selalu benar? apakah pelanggan restoran anda tidak pernah salah?

Sama seperti kita semua, seorang pelanggan restoran juga bisa melakukan kesalahan, namun demi pelayanan terbaik, maka kita harus memperlakukan pelanggan seolah-olah pelanggan tidak pernah salah. Pelanggan juga dianggap sebagai raja karena ia berhak memilih untuk membeli di restoran kita atau di tempat lain, pelanggan lah yang menentukan dan kita tidak bisa memaksa.



Suatu ketika, saat saya masih bekerja sebagai seorang supervisor di sebuah restoran di jakarta. Saya pernah menjumpai seorang pelanggan yang mengatakan yang bukan sebenarnya.

Karena hari itu restoran sangat ramai, saya pun ikut membantu waiter melakukan taking order. Di meja 13 mencatat pesanan tamu yang terdiri dari sepasang muda-mudi. Selesai melakukan taking order saya permisi dari tamu tersebut dan kembali ke memonitor alur pelayanan. Selang sekitar 5 menit, datang seorang waiter yang mengatakan bahwa ada customer yang complaint pesanannya belum keluar. Dengan sigap saya segera meminta waiter tersebut menunjukan di meja berapa tamu yang complaint tersebut untuk di follow up segera. Sesampainya di meja yang dituju, ternyata tamu tersebut adalah tamu yang tadi saya taking order.

Saya pun menghampiri tamu tersebut dan bertanya dengan sopan :

Saya : "permisi, ada yang bisa kami bantu?"

Tamu : "ini mas, saya pesan dari tadi tapi menu nya belum diantar-antar?" (rupanya tamu ini lupa bahwa saya lah yang mencatat pesanan mereka dan baru 5 menit saja berlalu)

Saya : "Mohon maaf, segera kami antar"

Saya mendapati bahwa tamu tersebut sepertinya takut tidak terlayani dengan baik karena situasi yang ramai. Untuk itu, meskipun baru sebentar ia menunggu, ia berusaha membuat kesan bahwa ia telah lama menunggu agar segera dilayani dengan cepat. Padahal pada sistem pengerjaan pesanan, pesanan yang lebih dulu masuk itulah yang diproses. Tapi apakah semua pelanggan mengerti akan hal ini? jawabannya tidak semuanya. Ada pelanggan yang mau bersabar dan juga ada pelanggan yang mau selalu cepat.

Seandainya waktu itu saya mendebat mereka dengan mengatakan bahwa saya lah yang tadi mencacat pesanan mereka dan baru 5 menit berlalu sedangkan waktu standart penyajian pesanan adalah 8 sampai dengan 12 menit, maka yang terjadi hanya lah membuang waktu dan bukan solusi.

Satu contoh kasus yang saya ceritakan di atas adalah menggambarkan bahwa pelanggan restoran kita juga bisa salah.  Namun pada saat terjadi complaint, hindari untuk mempermasalahkan siapa yang salah, tapi pikirkan apa solusi terbaiknya dengan cepat. Pelanggan yang complaint dan ditangani dengan baik akan menjadi pelanggan yang loyal untuk restoran kita. Dan pelanggan yang complaint dan tidak menemukan solusi akan menjadi kecewa dan tak kan pernah kembali lagi ke restoran kita.

Semoga bermanfaat.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda. Komentar yang berisi tautan dan hal-hal yang terkait SARA tidak akan ditampilkan.
Buka Komentar
Tutup Komentar