--> Skip to main content

Pengertian Labor Cost dan Persentase Standar Labor Cost dari Omset

Apa kabar pembaca setia Restofocus.com yang saya cintai? semoga semua dalam keadaan sehat sejahtera. Aamiin. Di artikel ini, saya ingin mengajak pembaca untuk lebih memahami tentang apa yang dimaksud labour cost, sesuatu yang sangat penting dalam menentukan kebijakan HRD dalam menentukan jumlah ideal karyawan yang dipekerjakan.

Jumlah ideal karyawan artinya adalah jumlah karyawan yang paling tepat di mana operasional restoran dapat berjalan lancar dan pengeluaran atau biaya untuk karyawan juga berada dalam standar yang wajar atau bisa diterima dalam perhitungan rugi laba restoran.

Untuk menentukan jumlah ideal karyawan, HRD harus memiliki sebuah pedoman. Sehingga kebijakan dalam merekrut atau mengurangi karyawan benar-benar dilakukan berdasarkan perhitungan yang pasti, bukan hanya menerka-nerka atau hanya berdasarkan opini.


Pengertian labor cost

Labour cost adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau restoran untuk merekrut, membayar upah, meningkatkan kesejahteraan karyawan, dan membayar kewajiban lain yang timbul karena mempekerjakan karyawan.

Dengan demikian, ada beberapa komponen yang harus dihitung untuk mengetahui berapa besar labour cost, yaitu :

1. Biaya rekrut karyawan
Misalnya biaya untuk pemasangan iklan lowongan kerja di koran, Jobfair, recruitment di kampus, dan lain-lain.

2. Upah karyawan
Upah atau gaji karyawan merupakan komponen terbesar dalam labour cost. Dengan demikian, jumlah karyawan yang dipekerjakan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya labour cost.

3. Kesejahteraan karyawan
Misalnya tunjangan kesehatan/pengobatan karyawan, tunjangan pernikahan karyawan, program tabungan hari tua (THT) untuk karyawan, dan berbagai program pelatihan & pengembangan (training & development) karyawan.

4. Kewajiban perusahaan terkait karyawan
Misalnya program asuransi untuk karyawan dan kewajiban pajak.

Kenapa harus ada presentase standar labour cost?

Semakin besar labour cost berarti semakin besar biaya yang dikeluarkan dan semakin kecil laba yang di dapat. Inilah mengapa kita perlu membuat sebuah standar mengenai berapa persen dari omset yang bisa kita alokasikan untuk labour cost.

Tanpa standar yang ditetapkan, maka kita akan cenderung menaksir atau mengira-ngira tentang berapa jumlah ideal karyawan yang bisa dipekerjakan. Alhasil, kita sering kecolongan. Omset besar tapi laba sangat kecil. Hampir mirip kerja bakti.

Terkadang, HRD juga sering mengalami dilema. Di satu sisi, Owner menginginkan untuk mempekerjakan se-sedikit mungkin karyawan untuk efisiensi biaya, di sisi yang lain, Manager Operasional menentang keras pengurangan karyawan oleh HRD karena dinilai dapat menggangu operasional restoran.

Dari sini, sangat perlu untuk diketahui dan disepakati bersama oleh Owner serta manajemen restoran ( HRD, Keuangan, Operational Manager) tentang berapa persen dari omset yang bisa dialokasikan untuk labour cost. Dengan kata lain harus ada persentase standar labour cost.

Berapa persen dari omset?

Berdasarkan pengalaman pribadi saya, semua restoran yang pernah saya berada di dalamnya (baik saat saya masih bekerja dahulu maupun saat saya bertindak sebagai konsultan), presentase labour cost-nya adalah 15% dari omset.

Dari pengamatan saya, sebagian besar dari restoran yang saya tangani, mereka menghitung labor cost dengan lebih menekankan pada komponen upah karyawan.

Menentukan jumlah ideal karyawan

Tanya : Sebuah outlet restoran memiliki omset perhari rata-rata sebesar Rp. 7000.000,-. Gaji rata-rata karyawannya adalah sebesar Rp. 1.800.000,-. Maka berapa jumlah ideal karyawan yang bisa kita pekerjakan?

Jawab : Rp. 7000.000 X 30 = Rp. 210.000.0000 X 15% = Rp. 31.500.000 / Rp. 1.800.000 = 17,5

Keterangan : 
  • Rp. 7000.000 = omset perhari
  • 30 = jumlah hari dalam sebulan
  • Rp. 210.000.0000 = hasil dari Rp. 7000.000 dikali 30
  • 15%   = persentase standar labour cost dari omset
  • Rp. 31.500.000 = hasil dari Rp. 210.000.0000 dikali 15%
  • Rp. 1.800.000 = gaji rata-rata karyawan
  • 17,5 = hasil dari Rp. 31.500.000 dibagi Rp. 1.800.000
Dengan demikian, jumlah ideal karyawan yang bisa dipekerjakan dalam contoh di atas adalah 17 orang.

Demikian artikel tentang pengertian labour cost dan presentase standar labour cost dari omset. Semoga bermanfaat.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda. Komentar yang berisi tautan dan hal-hal yang terkait SARA tidak akan ditampilkan.
Buka Komentar
Tutup Komentar