Karyawan Bekerja Seperti Tanpa Semangat? Apa yang Salah?
Ada salah satu pembaca Restofocus yang bertanya mengenai kondisi cafe miliknya, dimana para karyawan bekerja seperti tanpa semangat, tanpa gairah kerja. Hal seperti ini sebenarnya bisa kita temui di banyak perusahaan, cafe atau restoran. Apa sebenarnya yang terjadi dengan para karyawan ini, apa yang salah?.
Karyawan adalah pelanggan internal bisnis kita
Hakikatnya, ada dua jenis pelanggan dalam usaha kita, yaitu pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Pelanggan internal tak lain adalah karyawan kita atau orang-orang yang bekerja untuk bisnis kita, sedangkan pelanggan eksternal adalah pelanggan dari luar, yaitu konsumen atau orang-orang yang membeli atau menggunakan produk bisnis kita.
Pelanggan tak akan merasa puas jika karyawan tidak puas
Jika kita ingin memuaskan pelanggan, maka yang lebih dulu harus kita puaskan adalah karyawan kita, dalam arti memenuhi segala kebutuhannya dengan meningkatkan kesejahteraan karyawan melalui pemberian gaji dan fasilitas yang baik, dan jangan lupa dengan kenyamanan karyawan dalam bekerja.
Jika kita berhasil membuat karyawan tersenyum, maka karyawan akan membuat pelanggan juga tersenyum, tersenyum karena puas. Tapi jika kita hanya menuntut karyawan untuk memuaskan pelanggan dengan layanan terbaik, sementara kita lupa untuk memuaskan mereka, maka jangan heran jika mereka akan bekerja dengan setengah hati, tanpa semangat, seperti tanpa nyawa, tanpa kecintaan kepada profesi atau pekerjaan mereka.
Bekerja karena cinta dan bekerja karena takut
Saat ikatan emosi telah terjalin antara pemilik atau manajemen dengan karyawan, maka bibit cinta pekerjaan telah disemaikan. Karyawan akan bekerja dengan cinta, sense of belonging menjadi nafas. Saat karyawan telah bekerja dengan cinta, maka pengawasan ketat tak lagi diperlukan. Target, motivasi, perlakukan baik dan penghargaan adalah lebih dari cukup bagi karyawan.
Namun jika karyawan hanya bekerja karena takut, maka mereka hanya bekerja dengan baik saat diawasi, tersaruk-saruk saat melihat ada owner, bekerja hanya karena takut dimarahi atau kena pecat. Bekerja dalam kondisi takut, hanyalah menunggu waktu untuk mendapatkan gaji dan pekerjaan baru.
Internal Quality Service (IQS)
Dalam manajerial, dikenal dengan Internal Quality Service (IQS) atau pelayanan ke dalam, maksudnya adalah pelayanan kepada karyawan kita. IQS sering diabaikan banyak pemilik bisnis dan kemudian mereka mendapati kinerja karyawan tak sesuai dengan harapan mereka. Ini adalah masalah klasik yang banyak dihadapi para pemilik bisnis, termasuk cafe dan restoran.
Peningkatan kesejahteraan karyawan, perlakuan yang baik dan aturan-aturan yang menjunjung tinggi hak-hak karyawan adalah jawabannya.
Menjenguk karyawan yang sakit, merayakan hari ulang tahun karyawan, memberi pujian dan penghargaan bagi karyawan berprestasi adalah beberapa contoh dari IQS yang bisa kita berikan sebagai bentuk kepedulian dan perhatian kita kepada karyawan.
Demikian artikel tentang karyawan bekerja seperti tanpa semangat, apa yang salah?. Semoga bermanfaat.
Karyawan adalah pelanggan internal bisnis kita
Hakikatnya, ada dua jenis pelanggan dalam usaha kita, yaitu pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Pelanggan internal tak lain adalah karyawan kita atau orang-orang yang bekerja untuk bisnis kita, sedangkan pelanggan eksternal adalah pelanggan dari luar, yaitu konsumen atau orang-orang yang membeli atau menggunakan produk bisnis kita.
Pelanggan tak akan merasa puas jika karyawan tidak puas
Jika kita ingin memuaskan pelanggan, maka yang lebih dulu harus kita puaskan adalah karyawan kita, dalam arti memenuhi segala kebutuhannya dengan meningkatkan kesejahteraan karyawan melalui pemberian gaji dan fasilitas yang baik, dan jangan lupa dengan kenyamanan karyawan dalam bekerja.
Jika kita berhasil membuat karyawan tersenyum, maka karyawan akan membuat pelanggan juga tersenyum, tersenyum karena puas. Tapi jika kita hanya menuntut karyawan untuk memuaskan pelanggan dengan layanan terbaik, sementara kita lupa untuk memuaskan mereka, maka jangan heran jika mereka akan bekerja dengan setengah hati, tanpa semangat, seperti tanpa nyawa, tanpa kecintaan kepada profesi atau pekerjaan mereka.
Bekerja karena cinta dan bekerja karena takut
Saat ikatan emosi telah terjalin antara pemilik atau manajemen dengan karyawan, maka bibit cinta pekerjaan telah disemaikan. Karyawan akan bekerja dengan cinta, sense of belonging menjadi nafas. Saat karyawan telah bekerja dengan cinta, maka pengawasan ketat tak lagi diperlukan. Target, motivasi, perlakukan baik dan penghargaan adalah lebih dari cukup bagi karyawan.
Namun jika karyawan hanya bekerja karena takut, maka mereka hanya bekerja dengan baik saat diawasi, tersaruk-saruk saat melihat ada owner, bekerja hanya karena takut dimarahi atau kena pecat. Bekerja dalam kondisi takut, hanyalah menunggu waktu untuk mendapatkan gaji dan pekerjaan baru.
Internal Quality Service (IQS)
Dalam manajerial, dikenal dengan Internal Quality Service (IQS) atau pelayanan ke dalam, maksudnya adalah pelayanan kepada karyawan kita. IQS sering diabaikan banyak pemilik bisnis dan kemudian mereka mendapati kinerja karyawan tak sesuai dengan harapan mereka. Ini adalah masalah klasik yang banyak dihadapi para pemilik bisnis, termasuk cafe dan restoran.
Peningkatan kesejahteraan karyawan, perlakuan yang baik dan aturan-aturan yang menjunjung tinggi hak-hak karyawan adalah jawabannya.
Menjenguk karyawan yang sakit, merayakan hari ulang tahun karyawan, memberi pujian dan penghargaan bagi karyawan berprestasi adalah beberapa contoh dari IQS yang bisa kita berikan sebagai bentuk kepedulian dan perhatian kita kepada karyawan.
Demikian artikel tentang karyawan bekerja seperti tanpa semangat, apa yang salah?. Semoga bermanfaat.