--> Skip to main content

Prosedur Penyimpanan Barang di Restoran

Setelah barang atau bahan diterima dari Supplier dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah menyimpan barang atau bahan tersebut di tempat penyimpanan yang sudah ditentukan sebagai persediaan atau stock.

Penyimpanan barang atau bahan harus segera dilakukan untuk menghindari penyusutan atau penurunan kualitas, misalnya saja ice cream yang jika tidak segera dimasukkan ke dalam freezer akan mencair dan menurun kualitas rasanya.

Di artikel ini kita akan membahas bagaimana prosedur penyimpanan barang di restoran.

Berikut adalah prosedur penyimpanan barang di restoran :

1. Pisahkan penyimpanan barang sesuai dengan jenisnya
  • Dry, yaitu barang yang harus disimpan dalam kondisi kering. Tempat penyimpanannya adalah di gudang utama. Contoh barang jenis dry yaitu beras, gula pasir, dan tissue.
  • Frozen, yaitu barang yang menjadi bahan baku atau bahan utama yang disimpan dalam freezer dalam kondisi beku. Stock Keeper, Chef atau Chief Cook harus segera menyimpannya ke dalam freezer  untuk menghindari kerusakan atau penurunan kualitas barang. Contoh jenis barang frozen adalah daging dan ice cream.
  • Chilled, yaitu barang yang memiliki sifat yang sama dengan barang frozen hanya saja tidak dalam kondisi beku, tetapi disimpan dalam kondisi dingin saja di dalam chiller. Suhu terbaik untuk penyimpanan barang jenis chilled adalah antara 0 sampai dengan -5 (minus 5) derajat celcius. Contoh dari barang jenis chiled adalah buah, susu segar dan sayuran.

2. Perhatikan FIFO
penyimpanan barang harus dengan memperhatikan sistem FIFO atau First In First Out. Artinya, barang yang masuk lebih dahulu akan dikeluarkan untuk diolah atau diproses lebih dulu.

Saat melakukan penyimpanan barang, jangan sampai barang yang baru masuk ditumpuk di atas barang yang ada di bawahnya yang telah masuk lebih dulu.

Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah sistem FIFO agar tidak kerja dua kali dengan membongkar stock untuk mengambil barang yang masuk lebih dulu. Jadi saat melakukan penyimpanan, taruh lah stock lama di bagian atas.

3. Cantumkan atau tuliskan tanggal
Usahakan untuk selalu memberikan tanggal masuk pada barang yang akan disimpan agar kita dan karyawan lain bisa mengetahui suatu barang adalah stock yang masuk di tanggal berapa.

Hal ini juga masih berhubungan dengan FIFO yang dapat mencegah terjadinya kerusakan atau penurunan kualitas barang karena lama tidak diolah atau diproses atau bahkan kadaluarsa.

Pemberian tanggal pada barang bisa dilakukan dengan cara menempelkan lakban bening (transparan) yang ditulisi tanggal di atasnya dengan menggunakan spidol permanen.

4. Susun dengan rapi
Penyimpanan barang yang tidak rapi atau asal taruh agar cepat selesai, sebenarnya hanya akan mempersulit pekerjaan selanjutnya.

Simpan lah barang sebagai persediaan atau stock dengan rapi. Susun dengan telaten karena nantinya akan lebih mempermudah pekerjaan kita.

Jika penyimpanan barang tersusun rapi, maka kita akan dapat dengan mudah mengecek barang yang persediaannya menipis sehingga kita dapat melakukan order baru tanpa kecolongan atau kehabisan persediaan yang bisa berakibat fatal.

Sampai di sini, kita telah melalui prosedur penyimpanan barang yang baik. Untuk selanjutnya kita juga perlu memperhatikan kebersihan tempat penyimpanan dan fungsinya. Misalnya kebersihan gudang utama, kebersihan dan fungsi freezer serta chiller.

Demikian artikel prosedur penyimpanan barang di restoran. Semoga bermanfaat.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda. Komentar yang berisi tautan dan hal-hal yang terkait SARA tidak akan ditampilkan.
Buka Komentar
Tutup Komentar