--> Skip to main content

Rambut di Nasi Putih

Pernahkah anda mengalami suatu kejadian ketika tamu yang makan di restoran anda complaint karena di nasi putih yang di sajikan terdapat sehelai rambut? Jika ya, anda perlu melakukan evaluasi kualitas kebersihan menu dan standart penampilan karyawan restoran. Lalu apa hubungannya antara sehelai rambut, kualitas kebersihan menu, dan standart penampilan karyawan? saya akan menguraikannya dalam artikel ini untuk pembaca Restofocus.Com

Sehelai rambut yang ada di nasi putih yang disajikan ke tamu, menandakan bahwa kualitas kontrol kebersihan menu tidak atau belum dijalankan dengan baik. Logikanya, sehelai  rambut tersebut bisa berasal dari :

1. Beras
Jika rambut tersebut berasal dari beras atau sudah ada di dalam beras yang dimasak, berarti koki yang memasak nasi putih mengabaikan proses tampi dan pencucian beras yang baik atau bahkan sang koki ceroboh dengan bersikap asal cepat selesai sehingga ia tidak melihat adanya sehelai rambut pada beras yang ia tampi dan cuci.


2. Penyajian
Jika pada saat rambut tersebut kemudian telah bercampur dengan nasi yang sudah dimasak, maka pada proses penyajian, seharusnya koki bisa dengan cermat memperhatikan jika ada benda apapun selain nasi putih yang harus dibuang.

3. Karyawan
Namun jika proses tampi beras, pencucian, dan penyajian nasi putih sudah dilakukan dengan benar dan masih terdapat konsumen atau tamu restoran yang complaint tentang adanya rambut pada nasih putih yang disajikan, maka besar kemungkinan rambut tersebut berasal dari karyawan, baik itu koki, food runner, atau waiter.

Dari point di atas, point 1 dan 2 merujuk pada kualitas kontrol kebersihan menu dan penyajian, sedangkan point 3 merujuk pada standart penampilan karyawan yang sangat mungkin terabaikan.

Untuk menjaga terjatuhnya rambut karyawan restoran ke dalam menu makanan yang akan disajikan kepada tamu restoran, maka sudah seharusnya semua crew kitchen seperti chef, cook helper, dan lainnya di area kitchen diwajibkan untuk menggunakan penutup kepala seperti topi koki, sal, atau jilbab bagi wanita. Dengan adanya topi koki, sal, dan jilbab bisa menghindarkan terjadinya rambut yang terjatuh ke menu makanan pada saat mereka bekerja.

Demikian juga dengan waiter dan waitress di area depan. Waiter diharuskan untuk mengikuti sop standart penampilan yang sudah ditetapkan yaitu rambut dipotong pendek model bros dan wajib memakai minyak rambut. Untuk waiteress diharuskan menggunakan hairnet, sal, atau jilbab bagi yang muslim.

Dengan kontrol kualitas kebersihan menu dan penyajian, serta standart penampilan karyawan yang baik, maka complaint adanya rambut di nasi putih dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan (zero complaint). Semoga bermanfaat.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda. Komentar yang berisi tautan dan hal-hal yang terkait SARA tidak akan ditampilkan.
Buka Komentar
Tutup Komentar