Etika Pelayanan : Bolehkah Waiter Menjinjing Tray Kosong?
Banyak sebutan untuk perlengkapan kerja waiter yang satu ini. Ada yang menyebutnya nampan, ada yang menyebutnya baki, dan ada yang menyebutnya dengan tray. Untuk membiasakan penyebutan - dalam artikel ini - saya akan lebih banyak menggunakan kata tray.
Setiap hari, waiter selalu lekat dengan tray yang berfungsi sebagai tampat untuk membawa pesanan (makanan dan minuman) yang akan disajikan ke meja tamu. Dalam prakteknya, seringkali tray dibawa dengan cara dijinjing saat tray dalam keadaan kosong setelah digunakan untuk mengantar pesanan.
Etika pelayanan membawa tray
Saat membawa tray, kita diharuskan untuk meletakkan tray di atas telapak tangan kiri yang kita buka lebar. Dengan demikian, tray akan selalu berada di atas telapak tangan saat kita membawanya. Lalu bagaimana dengan menjinjing tray kosong?
Dalam etika pelayanan, tray tetap dibawa dengan diletakkan di atas telapak tangan kiri, baik saat tray digunakan untuk mengantar pesanan maupun saat tray tersebut telah kosong.
Efek membawa tray dengan cara dijinjing
Selain tidak sesuai dengan etika pelayanan, membawa tray dengan cara dijinjing juga memiliki efek negatif, yaitu jatuhnya cairan (air atau kuah) dan remah makanan yang ada di permukaan tray ke lantai. Dengan demikian, lantai menjadi kotor dan licin. Selain mengundang datangnya lalat, lantai yang licin juga bisa membahayakan waiter sendiri serta orang lain.
Jadi, mulai sekarang kita harus konsisten untuk membawa tray sesuai dengan teknik membawa tray yang benar dan sesuai dengan etika pelayanan.
Demikian artikel tentang etika pelayanan : bolehkah waiter menjinjing tray yang sudah kosong?. Semoga bermanfaat.