--> Skip to main content

Budaya Jabat Tangan Menguatkan Kekompakan

Dalam operasional restoran, tidak jarang terjadi gesekan-gesekan antara satu divisi atau bagian dengan divisi atau bagian lainnya. Misalnya saja antara divisi service dengan divisi kitchen. Antara dua divisi ini sering terjadi perdebatan karena berbagai hal yang timbul selama operasional. Misalnya saja, waiter menyampaikan bahwa makanan meja 11 ada yang belum keluar, namun saat disampaikan kepada crew di kitchen, koki mengatakan pesanan meja 11 semuanya sudah selesai diproses. Sampai disini, dua orang ini kemudian bisa saling menyalahkan. Dan disinilah fungsi dari budaya jabat tangan yang akan kita uraikan dalam artikel ini.

Budaya salaman atau jabat tangan antar karyawan sangat diperlukan untuk memupuk rasa persaudaraan sebagai satu tim yang kompak. Gesekan-gesekan yang timbul dalam operasional seperti yang saya sampaikan di awal artikel ini, bisa diselesaikan dengan cepat dengan adanya budaya salaman atau jabat tangan antar sesama karyawan restoran.



Adalah hal yang baik jika kita membudayakan jabat tangan saat kita mulai bekerja dan pada saat akan pulang kerja. Jabat tangan pada saat memulai pekerjaan mengandung makna "mari bekerja dengan penuh kebersamaan dan kekompakan", dan jabat tangan pada saat akan pulang mengandung makna "terima kasih atas kerja sama yang luar biasa dan maafkan saya jika ada kesalahan saya selama kita bekerja tadi".

Lingkungan restoran yang membudayakan salaman atau jabat tangan akan selalu berada dalam pengaruh positif dan ini sangat baik dalam pekerjaan. Budaya jabat tangan juga akan membuat karyawan yang masih baru atau karyawan junior akan dengan cepat mengenal senior-seniornya karena memungkinkan terjadinya tegur sapa dan berbincang selama atau sesudah berjabat tangan.

Dengan jabat tangan, seorang karyawan yang merasa bersalah akan mempunyai wadah tepat untuk ia meminta maaf atas kesalahannya saat berjabat tangan dengan rekan kerjanya yang pada saat operasional mungkin memiliki rasa kesal kepada karyawan tersebut.

Jadi tentulah budaya jabat tangan ini adalah suatu budaya yang baik dimana ia bisa menjadi perekat kekompakan dalam tim dan menjadi jalan untuk menjaga hubungan baik antar sesama karyawan. Demikian artikel budaya jabat tangan menguatkan kekompakan. Semoga bermanfaat.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda. Komentar yang berisi tautan dan hal-hal yang terkait SARA tidak akan ditampilkan.
Buka Komentar
Tutup Komentar