--> Skip to main content

Warung Jujur di Restoran

Saya ingat saat saya masih bekerja sebagai seorang Captain Waiter di sebuah restoran di pulau Jawa dulu. Pringsewu Restaurant Group namanya, ada kata "Group" di belakangnya karena ia telah memiliki beberapa cabang serta merk dagang lain seperti "Mie Pasar Baru Jakarta".

Saat itu saya ditempatkan di kota Tegal, Jawa Tengah, dengan nama cabangnya Restoran Pringsewu Tegal. Di sini saya tidak akan membicarakan tentang bagaimana kualitas pelayanan maupun masakannya, saya hanya ingin bercerita mengenai sebuah warung atau kantin karyawan yang "unik" di sana, dimana warung tersebut di sebut sebagai warung jujur. Hmm.. kenapa bisa begitu ya?.

Sebuah warung kecil dengan aneka jajanan biasa, seperti snack, permen, kerupuk, mie instan, kopi dan susu sachet, dan perlengkapan mandi dan cuci seperti shampoo, sabun, pasti gigi dan lain-lain yang jumlahnya tak begitu banyak. Di warung ini tak ada penjaganya, alias tidak ada ibu atau bapak warungnya. Lalu bagaimana jika ada karyawan yang ingin membeli?.

Karyawan yang membeli makanan atau perlengkapan mandi dan cuci di warung tersebut tinggal mengambilnya sendiri, setelah itu menaruh uangnya sendiri. Jika ada kembalian, maka karyawan juga tinggal mengambil jumlah kembalian uangnya sendiri. Atau jika karyawan tidak memiliki uang dan ingin kasbon, maka karyawan tinggal mencatat nama dan jumlah kasbonnya sendiri di sebuah buku yang disediakan. Nah itulah kenapa warung ini disebut sebagai warung jujur.

Karena tidak ada penjaganya, maka jika kita ingin memesan mie rebus, kita harus memasaknya sendiri. Ada 2 buah kompor yang disediakan di sana. Begitu juga jika kita ingin memesan kopi atau susu hangat, kita juga tinggal membuatnya sendiri.


Sebuah kaleng bekas biscuit disediakan sebagai tempat uang, sebuah buku serta pulpen di letakkan di dekat kaleng tempat uang sebagai catatan kasbon karyawan. Karyawan yang membeli melakukan transaksi sendiri tanpa pengawasan dan tentu saja tak ada kamera CCTV yang dipasang di sana.

Hebatnya, selama saya di sana, sang Admin yang bertanggung jawab mengelola warung menyatakan bahwa warung jujur tersebut tidak rugi, bahkan menuai cukup banyak keuntungan. Ini menjadi bukti bahwa karyawan di sana melakukan transaksi dengan jujur meski tanpa ada yang mengawasi.

Demikian artikel tentang warung jujur di restoran. Semoga bermanfaat.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda. Komentar yang berisi tautan dan hal-hal yang terkait SARA tidak akan ditampilkan.
Buka Komentar
Tutup Komentar